Hai Kalmers, sejak kecil kita banyak mendengar dan membaca bahwa manusia adalah makhluk sosial. Artinya, manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan orang lain untuk berkenalan, berinteraksi, dan berbagi. Namun, masihkah kita menjalani peran tersebut?
Si Handphone Pintar
Di era globalisasi ini, akses untuk berhubungan dengan orang lain semakin mudah didapat. Si “Handphone Pintar” kian memudahkan untuk kita memangkas jarak antara satu dengan lainnya. Kita dapat berkomunikasi kapan pun dengan jarak sejauh apa pun. Berbagai jenis aplikasi yang memanjakan kita untuk dapat menjaga hubungan dan menjalankan peran sebagai makhluk sosial.
Tapi, sudahkah kita menjadi makhluk sosial dengan kemudahan yang telah diciptakan tersebut? Apa kita memangkas jarak dengan orang yang jauh namun memperlebar jarak dengan orang-orang di sekitar kita? Atau kita tidak memanfaatkan kecanggihan si Handphone Pintar untuk menjalani peran sebagai makhluk sosial?
Refleksi diri
1. Pernahkah Kalmers merasa sepi saat berada di antara keramaian?
2. Pernahkah Kalmers berkumpul dengan teman tapi semuanya sibuk sendiri?
3. Pernahkah Kalmers mempertahankan komunikasi dengan orang dari pulau lain, namun lupa menegur teman di sebelah kita? Atau,
4. Pernahkah kita secara tiba-tiba baru menyadari bahwa teman sebelah meja di kafe atau sebelah meja kerja kita bukan lagi orang yang beberapa menit lalu duduk di tempat tersebut? Atau bahkan kita tidak sadar pernah ada orang di sebelah kita?
Peduli dengan orang-orang di sekitar
Handphone pintar memang membantu kita untuk menjaga komunikasi dengan orang-orang. Ia juga memangkas jarak yang membentang. Namun, sudahkah kita melakukan hal yang sama untuk orang-orang di sekitar kita? Atau, memanfatkan kecanggihan teknologi tersebut untuk peduli dengan orang-orang sekitar?
Sudahkah kita menyapa satpam di kantor? Sudahkah kita mengajak berbicara rekan satu tim kita? Sudahkah kita bertegur sapa dengan tetangga di samping rumah?
Dewasa ini, banyak orang lupa untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di dekat kita, baik menghubungi via chat atau bertegur sapa secara langsung. Padahal, akhir-akhir ini sangat banyak kasus pertengkaran, kecemasan, hingga depresi, ketika orang-orang terdekat tidak mengetahui masalah yang dialami. Kita akan mulai menyadari orang-orang di sekitar kita memiliki masalah hingga terjadi sebuah kejadian besar, misalnya perceraian hingga bunuh diri.
Padahal bila kita dapat mengetahuinya lebih cepat, bisa saja kejadian atau peristiwa tersebut dapat dicegah. Oleh karena itu, mulailah lebih peduli dengan orang-orang di sekitar kita.